Tonie Hida. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blog Archive

Cari Blog Ini

Pages

Pengikut

About

Fanfic Spongebob Squarepants : Hari Berkunjung Orangtua!





Oleh : #‎Tonie_Hida

Tuan Krab menjerit sekuat tenaga, begitu ia sadar bahwa para pelangganya meninggalkan Krusty Krab, secara berjamaah.

"Tunggu dulu uang-uangku! Jaangaan peergii ...," teriak Tuan Krab yang langsung berlari ke arah pintu keluar, sebisa mungkin ia akan menahan para pelangganya untuk tidak pergi sebelum patty-patty di dapurnya, habis terjual.

"Minggir, pak tua! Kami ingin pergi," teriak salah satu pelanggan yang berbadan besar. Para pelanggan yang kecewa terus melayangkan protes pada Tuan Krab. "Minggir atau kami akan mengulitimu, orang tua!" teriak pelanggan lain tak mau kalah.

"Tunggu dulu uang-uangku, Eh, maksudnya pelanggan setiaku. Tolong jelaskan dulu apa masalah kalian?" tanya Tuan Krab menyelidik.

"Lihat ini pak tua! Lihat baik-baik!" Salah seorang pelanggan berbadan kurus, membuka roti burger miliknya *jejejreeng* Tuan Krab dibuat mengangga lebar, saat menyaksikan pemandangan horor di depan mata. Seumur hidup baru kali ini ia melihat patty seburuk itu, apa yang terjadi pada koki terbaiknya?.

"Spongebob! Spongebob!" Tuan Krab berlari cepat ke dapur, ia ingin memastikan sendiri, atas apa yang terjadi pada patty-pattynya itu.

*Bruuak!* Tuan Krab membuka paksa pintu dapur, menghampiri kokinya yang tengah gundah gulana."Spongebob! Oh, Spoonge... boob." Seru Tuan Krab seraya membalikan tubuh Spongebob yang sebelumnya menghadap ke panggangan patty. "Apa yang kau lakukan dengan patty berhargaku Spongebob! Kenapa kau memasukan bumbu kesedihan dalam patty buatanmu?" Tuan Krab memprotes tindakan Spongebob, yang secara tidak langsung telah merusak citarasa kraby patty itu sendiri.

"Maafkan aku Tuan Krab, maafkan aku. Karena ulahku, semua patty yang kubuat jadi beeraantaakaann... hiks... hiks!" Rengek Spongebob penuh penyesalan."Orang tua ku Tuan Krab, orang tuaku!" Spongebob mulai berterus terang perihal masalahnya.

"Kenapa dengan orang tuamu Spongebob? Apakah orang tuamu menyuruhmu melakukan hal yang tidak kau sukai?" tanya Tuan Krab yang mencoba menenangkan hati, Spongebob."Orang tuaku ingin aku menikah Tuan Krab, tapi... tapi... " Spongebob terdiam sejenak, ia agak sedikit ragu untuk sekedar meneruskan topik pembicaraan.

"Tapi apa Spongbeb?" Tuan Krab meletakan kedua tangganya dipundak Spongebob, cara yang biasa ia lakukan pada Pearl anaknya, untuk mengorek sebuah kebenaran.

"Tapi aku tidak punya pacar Tuan Krab hiks... hiks! Dengan siapakah aku akan menikah? Sedangkan orang tuaku terus memaksa, Tuuan Kraaab! Hikss... hikss" Airmata Spongebob bercucuran melebihi ambang batas, membuat Krusty Krab nyaris banjir.

"Hentikan tangisan bodohmu itu Spoongeeboob! Kau baru saja membuat ruangan ini penuh dengan air, mahluk kuning!" protes Squidward sembari mendayung cashier boatnya ( meja kasir yang berbentuk perahu kecil ) ke arah Spongebob dan Tuan Krab. "Kau mau membuat kami semua mati tenggelam, hah?" Squidward menampar pipi kanan dan pipi kiri Spongebob. Satu-satunya cara terampuh untuk menyadarkan Spongebob, yang mulai tidak terkontrol."Maafkan aku, Squidward," Spongebob mengusap lembut kedua pipinya yang telah basah oleh airmata.

"Hei, kenapa kalian tidak menikah saja haek... haek... haek!" usul Tuan Krab konyol. Yang tentu saja langsung ditolak mentah-mentah oleh Squidward.

"Apa kau sudah gila, Tuan Krab!" Squidward menatap datar ke arah Tuan Krab.

"Aku hanya bercanda Squidward hehe" Tuan Krab memperlihatkan deretan gigi putihnya ke Squidward.


***




Rumah nanas, pukul 01.34 pagi.


Rasa gelisah yang berkecamuk di dada, membuat Spongebob susah memejamkan mata, meski hanya sedetik.

"Kau sudah dewasa Spongebob, sudah sepantasnya kau menikah dan punya keturunan! Besok minggu kami akan berkunjung kerumahmu, untuk melihat calon istrimu." Celotehan ayah Spongebob terus terngiang dikepala. Seolah menambah beban derita baginya.
"Aha, aku tahu, Patrick! Ya, aku harus segera menghubungi Patrik!" Spongebob meraih telepon duduk dipojok kamarnya, ia men-dial nomor patrick dengan cepat, berharap Patrcik mampu memberikan solusi jitu, atas masalahnya.

*Kringg-kriing* Telepon di kamar Patrick berdering cukup keras, sukses menggangu Patrick yang tengah terlelap. "Hwaaa... siapa, siapa? Siapa yang mengganguku malam-malam." Patrick panik bukan kepalang, diambilnya sebuah tongkat baseball dari dalam lemari. Ia periksa setiap inci, sudut kamarnya. Ia sangat yakin ada seseorang yang telah masuk ke dalam kamarnya.

*Kringg... kringg!* Telepon rumah Patrick berdering lebih keras dari sebelumnya. "Jadi kaulah si penyusup itu, telepon tua!" Patrick mengayunkan tongkatnya dan... *bruakk!* telepon pasir Patrick hancur berkeping-keping."Rasakan itu penyusup, bodoh!" kata Patrick puas, beberapa detik kemudian ia ambruk di lantai *zzzz... * melanjutkan mimpi indahnya yang sempat tertunda.

"Aarrrggghh! Ini sungguh membuatku frustasi." Spongebob berlari keluar rumah tanpa menggunakan pakaian, ia hanya memakai celana dalam saja. Ia stress karena teleponya diabaikan oleh Patrick."Siapa saja, toloong aku! Patrick, Squidward, Sandy, Tuaaan Kraaab!" teriak Spongebob panik.


***



Keesokan paginya Spongebob terlihat sangat lesu dan kurang bergairah, ia bahkan mengabaikan Patrick yang tak pernah absen untuk menyapanya.
"Hei, ada apa dengan Spongebob? Dia mengabaikanku!" Patrick Star berlari menghampiri Spongebob yang tengah berjalan pelan menuju Krasty Krab."Spongebob, Spongebob! Kau mau kemana teman?" tanya Patrick berlagak serius.

"Tentu saja bekerja, Patrick," sahut Spongebob datar.

"Ini kan hari Minggu Spongebob, Krusty Krab tutup. Apa kau lupa?" cletuk Patrick mengingat."Lihat sekelilingmu teman, semua orang sedang menikmati hari libur. Jadi apakah kita juga akan bersenang-senang di ladang ubur-ubur ihihii," sambung Patrick sembari menyodorkan jaring ubur-ubur barunya.
"Tidak Patrick, tidak untuk ha... rii.. Arrgghh, orangtuaku, gawat Patrik! Gawat!!" Spongebob teringat kembali akan hari berkunjung orangtuanya.

*Wuuzz!* Spongebob berlari secepat mungkin, tanpa mempedulikan kanan kiri, depan belakang. Ia tabrak orang-orang di depannya hingga terpental seperti bola bowling. Tak terkecuali Squidward yang ikutan terpental karena ditabrak Spongebob.
"Dimana kau letakan matamu Squarpants!" olok Squidward kesal.

"Maafkan aku Squidward, maafkan aku pula warga bikini bottom," seru Spongebob, tanpa menenggok kebelakang. Ia harus tetap berlari sebelum orangtuanya sampai dirumahnya terlebih dulu.

***


*Ting-tong!* Perkiraan Spongebob, ternyata meleset telak. Bagaimana bisa kedua orangtuanya bisa sampai lebih dulu, ketimbang dirinya? Malahan mereka kini sedang berdiri tegak, di depan pintu rumah Spongebob. Berharap si kuning spons segera membukakan pintu, untuk mereka.

"Yaeks!" Spongebob yang terkejut hanya bisa menelan ludah, dilihatnya sekeliling tempat dengan seksama."Nah, itu dia!" Spongebob merangkak pelan ke arah tong sampah, di bahu jalan, depan rumahnya.

*Wuingg--bruaak!* Spongebob memaksa masuk ke dalam tong sampah berukuran sedang. Ia buka sedikit tutup atasnya, agar ia bisa leluasa mengintip tanpa resiko ketahuan.

"Apa sebaiknya kita pulang saja, Bu? Sepertinya anak kita sedang tidak ada di rumah!" keluh sang ayah. Sudah hampir setengah jam menunggu tapi tidak ada respon apapun.

"Mungkin begitu ya, Yah! Padahal ibu sudah repot-repot menyiapkan kue spesial untuk, Spongebob! Hanya untuk anak kita Spongebob!" Ibu Spongebob menatap haru pada rumah unik berbentuk nanas tersebut. "Dimana kau nak, ibu sangat rindu padamu," batin sang ibu khawatir.

"Kuee... aku sangat suka kue buatan ibu, aku mau kuuee iibuu!" Aroma kue lezat yang menusuk hidung, nyaris membuat Spongebob keluar dari tempat persembunyian. "Tidak bisa! Aku harus tahan ...," Spongebob kembali membulatkan tekadnya, untuk tetap bertahan di persembunyian, sampai keadaan benar-benar aman.

*Grusakk-grussak* Sandy yang kebetulan lewat langsung terfokus pada tong sampah ukuran sedang di depannya.

"Ini mencurigakan," batin Sandy penasaran. Ia buka tutup sampah tersebut secara pelaaan sekaalii .... *sreett* suara tutup sampah, lirih terdengar. "Apa itu? Ahaa... rupanya kau Spoongee ...," Spongebob membungkam mulut Sandy sebelum orangtuanya menyadari keberadaan mereka.

"Pelankan sedikit suaramu Sandy! Gawat kalau sampai orangtuaku tahu, kalau aku sedang bersembunyi disini!" bisik Spongebob memperingatkan Sandy.

"Kenapa kau bersembunyi, Squarpants?" tanya Sandy lirih.

"Masuklah ke dalam sini! Nanti kuberitahu semuanya!"

"Aku tidak mau Spongebob, tempat itu kotor sekali... " Sandy mengernyitkan dahinya, ia baru saja mandi dan ia tidak mau kotor lagi.

"Masuklah kesini!" Spongebob menarik paksa tubuh Sandy untuk ikut masuk ke dalam tong sampah. Yang tadinya sempit, kini menjadi semakin sempit. Spongebob menjelaskan secara detail, perihal masalahnya. Dari awal sampai akhir.

"Jadi karena masalah itu, kau sampai hati, mengabaikan ked orangtuamu? Dasar anak durhaka! Aku keluar." Sandy keluar terlebih dahulu, setelah itu ia tarik keluar tubuh Spongebob secara paksa.

"Tidakk, tidaakk Sandy, kumohon jangan lakukan itu!" Spongebob mencoba memelas, tapi Sandy sudah terlanjur marah.

"Jadilah laki-laki sejati Squarpants! Hadapi masalahmu secara jantan." Sandy melempar tubuh Spongebob ke arah rumah nanasnya *wuiingg... sraaak*. Spongebob mendarat kasar diatas pasir, depan rumahnya.

"Spongebob, kau kah itu?" Ucap ayah dan Ibu Spongebob bebarengan.
"Kalian benaaar! Ini memang aku, Spongebob Squarepants yang pengecut!" kata Spongebob menahan air mata, ia merasa menyesal atas ulahnya.
"Berdirilah nak, kami akan selalu memaafkanmu dan maafkan kami yang telah membuatmu tertekan. Tidak masalah jika kau belum siap untuk menikah!" Ayah Spongebob membantu anaknya berdiri, ia seka debu dan kotoran di pakaian Spongebob.
"Ayaah, ibu hiks... hiks... hikss!" Spongebob tak dapat lagi menahan rasa haru dihatinya, dengan cepat ia peluk kedua orangnya erat-erat."Aku sayaang kalian, ayah, ibu hiks.. hikss!" Spongebob menangis sejadi-jadinya.
"Kami juga saya kau, Spongebob!" Ibu Spongebob mendekap jauh lebih erat dari sebelumnya. Mengakhiri kisah dramatis Spongebob Squarepants. Dariku cukup sekian dan terimakasih sudah membaca karyaku wink emotikon .

I love you all

#Tonie_Hida


***


#‎Side_Story

"Hei, tunggu! Kisah ini belum selesai. Bagaimana denganku? Aku juga ingin menikah tahu!" Protes Patrick pada narator.

"Sandy, apa kau mau menikah denganku?" teriak Patrick saat bertemu Sandy, di dekat rumah nanas Spongebob.

"Maaf saja Patrick, aku tidak menikah dengan bintang laut. Menikah saja kau dengan Squidward!" seru Sandy sembari melambaikan tangan, ia pergi meninggalkan Patrick.

"Hai, Squidward! Maukah kau menikah denganku?" kata Patrick lembut, ia monyongkan bibirnya seperti hendak mencium.

"Kau pikir aku sudah tidak waras, Patrick! Dasar sinting!" protes Squidward yang baru datang, ia parkirkan sepedanya, seraya ia masuk ke dalam rumah, mengabaikan Patrick yang tengah galau.

"Hai, Garry! Apa kau mau menikah denganku?" rupanya Patrick masih belum menyerah.

"Miaauw! ( Najis loe ) " jawab Garry sembari menjulurkan lidah.

"Kenapa tidak ada yang mau menikah denganku, oh hei, aku kan masih punya ini." Patrick mengeluarkan batu raksasa dari sakunya. "Ayo sayang kita pulang, kita buat acara pernikahan yang mewah hehehe!" gumam Patrick mesra, ia dorong batu tersebut, menuju rumah batunya.



TAMAT
0 Komentar untuk "Fanfic Spongebob Squarepants : Hari Berkunjung Orangtua!"

Back To Top